Kopi kini menjadi kesukaan banyak kalangan, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda. Bahkan anak-anak pun, banyak yang menyukai racikan kopi. Hal ini lantaran kopi tak lagi hanya bisa terhidang pahit kental. Dengan tambahan susu, krimer, dan berbagai perasa lain, kopi bisa tampil dalam sajian yang legit menggoda dengan keharuman yang khas. Namun, amankah anak-anak minum kopi? Mengingat dalam kopi ada kandungan kafein tinggi yang bisa memengaruhi metabolisme tubuh.
Dilansir dari Medical News Today, dalam survei yang dilakukan tahun 2017, jumlah penikmat kopi usia 13 hingga 18 tahun mengalami kenaikan paling besar dibanding rentang usia lainnya. Sedangkan penelitian di 2014, menemukan bahwa kopi menyumbang 10% dari asupan kafein pada anak usia 2-11 tahun pada 1999-2000.
10 tahun terakhir, asupan kafein pada anak tak hanya disumbang dari minuman soda saja. Namun juga dari energy drinks dan berbagai racikan kopi. Tidak ada pedoman khusus dari pemerintah untuk asupan kafein anak-anak di A.S. Namun, rekomendasi dari Health Canada menyarankan agar seorang anak sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 2,5 miligram (mg) kafein per kilogram (kg) berat badan.
Dilansir dari Healthline, The American Academy of Pediatric (AAP) tak menyarankan kafein ada di daftar menu makanan dan minuman anak terutama balita. Lebih baik, anak-anak usia balita tetap mengonsumsi susu yang merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan anak. Hal ini lantaran anak kecil belum bisa memproses kafein layaknya dewasa.
Jika dewasa bisa meningkat fokus dan semangatnya karena kafein, tidak begitu dengan anak-anak. Kafein dosis kecil saja pada anak, bisa membuat anak gelisah, mengalami anxiety, dan psikis yang sensitif. Selain itu, anak-anak juga lebih berisiko terganggu pencernaannya ketika harus merombak kafein di dalam tubuhnya. Para ahli menyarankan, agar wanita hamil tak mengonsumsi lebih dari dua cangkir kopi per hari. Dan wanita hamil, sebaiknya meniadakan kopi atau mengganti rutinitas kopinya dengan kopi decaf.