Di musim pancaroba dan musim hujan dimana harus lebih berhati–hati bahwa biasanya penyakit pada anak setiap fase dan setiap waktu berubah. Kalau kemarin kita sedang takut-takutnya dengan Covid-19, sekarang kita harus berhati-hati sedang musim demam berdarah. Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yang betina, bukan yang jantan.
Ada 3 fase yang dialami oleh pasien demam berdarah, di antaranya :
- Fase Demam
Gejala ini ditandai dengan demam tinggi dengan suhu lebih dari 38 derajat. Dimana masa inkubasi demam penyakit ini bisa berlangsung 2 sampai dengan 5 hari. Ditandai dengan 2 hari demamnya ga turun-turun walaupun sudah dikasih paracetamol.
- Fase Kritis
Di hari ke 4 dan 5, demam mulai turun dan disebut sebagai fase kritis. Yang ditandai trombositnya turun.
- Fase Penyembuhan
Di hari ke 6 dan 7 sudah masuk fase penyembuhan. Ditandai dengan demam sudah menurun, namun muncul ruam-ruam di kaki dan disertai rasa gatal.
Jika demam yang disebabkan oleh virus, bisa sembuh setelah diberikan paracetamol, minum dan tidur yang cukup. Sedangkan demam berdarah, ada gejala demam tinggi secara terus-menerus dan warning sign merupakan manifestasi pendarahan pada anak dengan demam berdarah yang gejalanya sangat berat ditandai dengan anak yang kepalanya pusing di bagian orbita dan perutnya sakit tapi tidak diare, namun muntah. Selanjutnya ada tanda-tanda berdarah, gusi berdarah, bab berdarah, mimisan, mimisan maupun bintik-bintik merah di kulit. Waspada jika 2×24 jam demam tinggi terus-menerus ada muntah, mimisan, nyeri kepala hebat dan periksakan darah 3×24 jam. Pencegahan di awal dengan minum yang banyak. Bisa dengan meminum air putih, jus jambu, dan lain-lain.
Pengobatannya hanya menggunakan cairan.
Pencegahannya dengan menjaga tidak adanya genangan air di rumah, baju bertumpuk, kolong meja yang kurang bersih. Maka, sesering mungkin paling tidak minimal 5-7 hari menguras bak mandi, ember, selokan di depan rumah, pastikan tidak ada genangan air. Baju-baju yang bergantungan di belakang pintu. Dan pencegahan yang paling efektif dengan memberikan vaksin dengue yang bisa dilakukan menurut rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia dapat dimulai dari usia 9-16 tahun.
Pencegahan untuk anak bayi tidak disarankan dengan menggunakan obat oles, obat semprot, maupun inhaler. Namun, pencegahan dilakukan dengan menggunakan kelambu untuk menemani si kecil tidur. Buat Mommies yang masih bingung mencari tenda kayak apa yang cocok untuk si kecil, nah chat Kuma Kuma untuk tau kelambu apa yang cocok yuk! Kuma tunggu yaaa!
Referensi :
dr. Loysa Ladydi SpA,M.Ked.Klin (Dokter Spesialis Anak). Bahas Tuntas Gejala DBD Pada Anak https://www.instagram.com/tv/CYBvVG_JDfB/?utm_source=ig_web_copy_link