Sangat penting untuk mengetahui berapa banyak gula yang dikonsumsi, karena tubuh tidak membutuhkan gula agar berfungsi dengan baik. Gula berlebih dapat menjadi kalori tambahan yang menyebabkan kelebihan berat badan, sehingga memengaruhi kesehatan jantung.
Banyak orang mengonsumsi lebih banyak gula daripada yang disadari. Apalagi gula memiliki banyak nama yang bisa jadi membuat terkecoh. Selain yang diakhiri dengan “osa,” seperti maltosa atau sukrosa, nama lain untuk gula termasuk sirup jagung fruktosa tinggi, molase, gula tebu, pemanis jagung, gula mentah, sirup, madu, atau konsentrat jus buah. Nah, bagaimana batasan aman konsumsi gula pada balita?
Batasan Konsumsi gula pada Balita
American Heart Association (AHA) merekomendasikan anak-anak tidak boleh mengonsumsi lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari. Batasan ini berlaku untuk mereka yang berusia 2-18 tahun. Tambahan gula erat kaitannya dengan masalah kesehatan seperti tekanan darah, obesitas, dan diabetes.
Rata-rata, anak-anak mengonsumsi 19 sendok teh gula tambahan setiap hari yang sebagian besar berasal dari soda, minuman rasa buah, minuman olahraga, kue, dan kue kering. Menyadari hal tersebut, AHA merekomendasi aturan konsumsi gula yaitu:
1. Anak-anak di atas usia 2 tahun sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh (25 gram) gula tambahan setiap hari.
2. Anak-anak tidak boleh minum lebih dari satu minuman manis 240 mililiter per minggu.
3. Anak-anak di bawah 2 tahun harus menghindari konsumsi gula tambahan, karena mereka membutuhkan makanan kaya nutrisi dan sedang mengembangkan preferensi rasa.
Jika anak mengonsumsi jumlah kalori yang tepat untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat, pola ini akan membuat anak menjauh dari kebiasaan makan tidak sehat.
Gejala-Gejala Diabetes pada Anak
Gejala diabetes tipe 1 dan 2 juga secara umum sulit dibedakan dan sering kali mirip satu sama lain. Sebagian anak yang menderita diabetes tipe 1 atau pun tipe 2 tidak menunjukkan adanya gejala atau merasakan adanya keluhan.
Namun, pada sebagian anak yang lain, diabetes dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
1. Sering haus dan buang air kecil
Kadar gula darah berlebih akan dibuang melalui urine. Hal ini akan membuat anak sering buang air kecil atau bahkan mengompol. Dengan banyaknya cairan tubuh yang keluar, anak pun akan cepat merasa haus dan minum lebih banyak dari biasanya.
2. Nafsu makan meningkat
Anak yang menderita diabetes akan kesulitan menghasilkan energi akibat gangguan fungsi atau berkurangnya jumlah insulin. Akibatnya, anak akan merasa sering sering kelaparan dan makan lebih banyak untuk memperoleh energi.
3. Berat badan turun
Meski makan lebih banyak dari biasanya, namun berat badan anak yang menderita diabetes justru akan turun. Tanpa pasokan energi dari gula, jaringan otot dan simpanan lemak akan menyusut. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas kerap menjadi tanda pertama dari diabetes pada anak.
4. Terlihat lelah atau lesu
Anak yang menderita diabetes mungkin akan terlihat lebih lemah dan lesu karena kurangnya energi di dalam tubuh. Anak bisa tetap terlihat lesu meski sudah makan dalam jumlah atau porsi yang besar.
5. Penglihatan kabur
Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes lama kelamaan bisa menyebabkan saraf mata membengkak. Kondisi ini dapat membuat anak mengalami gangguan penglihatan atau pandangannya terasa buram.