Bolehkah Menyusui Saat Hamil?

Menyusui saat hamil umumnya dianggap aman dan diperbolehkan dengan syarat dinyatakan sehat oleh dokter. Walau begitu Ibu perlu mengetahui bahwa selama menyusui, tubuh secara alami menghasilkan hormon oksitosin yang dapat memicu kontraksi rahim. Namun, risiko terjadinya kontraksi rahim yang signifikan dan berbahaya hanya terjadi pada kasus-kasus tertentu, seperti pada kehamilan risiko tinggi atau ketika bayi dalam posisi sungsang.

Selain itu, jumlah produksi ASI akan berkurang seiring bertambahnya usia kehamilan. Karena itu, secara alami anak yang lebih besar akan mengalami penyapihan sebelum adiknya dilahirkan. Setelah Buah Hati berusia di atas 6 bulan dan sudah dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI), Ibu bisa tetap memberikan ASI sebagai sumber nutrisi tambahan. Namun tetap harus memperhatikan diet sehat dan cukup asupan cairan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan bayi yang dikandung.

Agar Ibu tetap sehat, Ibu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak. Selain itu juga harus memastikan untuk mengonsumsi cukup air untuk mencegah dehidrasi dan menjaga produksi ASI yang cukup.

Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Dianjurkan Menyusui

  • Mempunyai riwayat melahirkan prematur

Ketika Buah Hati menyusu, tubuh Ibu akan melepaskan hormon oksitosin yang dapat memicu kontraksi pada rahim. Sebetulnya, hal ini pada umumnya tidak berbahaya pada kehamilan yang sehat. Namun pada Ibu yang memiliki risiko kelahiran prematur, kontraksi rahim yang dirangsang oleh menyusu dapat memicu kelahiran prematur loh.

  • Memiliki kehamilan kembar

Kehamilan yang ganda ini dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti persalinan prematur dan preeklampsia. Ini disebabkan produksi hormon oksitosin saat menyusui dapat merangsang kontraksi pada rahim dan memicu kelahiran prematur.

  • Mempunyai riwayat keguguran

Menyusui dapat merangsang kontraksi pada rahim dan dapat memicu keguguran. Ketika ini terjadi pada trimester awal atau yang mempunyai riwayat keguguran, kontraksi rahim dapat berbahaya untuk janin di dalam kandungan.

  • Mengalami pendarahan di vagina

Pendarahan pada vagina dapat menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan atau komplikasi akibat infeksi. Menyusui dapat memperburuk kondisi ini, karena dapat merangsang kontraksi pada rahim dan menyebabkan perdarahan yang lebih banyak.

  • Sering mengalami nyeri atau kontraksi rahim

Ketika Ibu sering mengalami nyeri atau kontraksi rahim secara intens, hal ini dapat menandakan adanya masalah pada kehamilan. Menyusui dengan kondisi ini dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi rahim dan memperburuk kondisinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Klik salah satu Customer Service kami pilih reseller jika anda reseller, pilih customer biasa jika anda customer