Membesarkan dan mengasuh Si Buah Hati merupakan tugas yang berat dan penuh tantangan. Walaupun telah mempersiapkan diri dengan membaca berbagai literatur mengenai parenting, mendapatkan masukan dari yang berpengalaman, dan cara-cara lain, tapi tetap saja ada momen-momen tak terduga yang kadang membuat Bunda meragukan kemampuan sebagai orang tua. Pertanyaan seperti, “Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik bagi Si Buah Hati?” kerap timbul, terutama ketika berhadapan dengan situasi sulit.
Menghadapi itu, tenang saja karena Bunda tak sendiri, kok. Ada banyak ibu-ibu di dunia yang merasa cemas dan khawatir mereka tidak dapat menjadi ibu yang baik bagi anaknya. Banyak juga ibu yang merasa kehilangan jati dirinya sejak menjadi seorang ibu. Padahal, Bunda bisa menerapkan cara menjadi ibu yang baik tanpa kehilangan jati diri di tengah segala perubahan.
Hal yang perlu disadari sejak awal adalah kehidupan Bunda pasti berubah saat menjadi seorang ibu. Jika sebelumnya hanya ada Bunda dan pasangan, sekarang ada Si Buah Hati yang butuh energi, waktu, dan perhatian Bunda.
Satu perubahan yang umum terjadi adalah Bunda akan lebih sering merasa cemas. Banyak hal yang bisa memicu kecemasan Bunda terhadap kondisi Si Buah Hati, misalnya saja nafsu makan, kecukupan nutrisi, kesehatan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tumbuh-kembangnya. Belum lagi jika Bunda bekerja, kecemasan akan bertambah karena tak berada bersamanya, serta harus merelakan orang lain untuk mengasuh dan merawatnya selama Bunda di kantor.
Kecemasan ini kadang bisa membuat Bunda menggelengkan kepala. Misalnya saja saat Si Buah Hati ngeyel ingin bermain di luar bersama teman-temannya padahal ia sedang tak enak badan. Bunda yang cemas dengan kondisi Si Buah Hati akhirnya memarahinya, padahal kemarahan ini tidak perlu karena Bunda bisa melarangnya dengan tegas. Ini membuat Bunda kemudian menyesal dan meragukan kemampuan menjadi ibu yang baik.
Menjadi ibu juga dapat membuat Bunda merasa seperti kehilangan jati diri. Berbagai perubahan yang terjadi saat menjadi ibu memang dapat membuat bingung, apalagi Bunda tidak punya waktu banyak untuk beradaptasi karena tidak memiliki support system yang memadai. Berbagai aktivitas yang dulu biasa Bunda lakukan sudah banyak yang berkurang sejak menjadi ibu, bahkan ada yang tak pernah lagi dilakukan. Akibatnya, Bunda merasa seperti kehilangan jati diri.