Tahukah Moms, bahwa mengancam anak dengan ancaman kosong tidak akan merubah kebiasaan buruk anak dan hanya akan membawa dampak buruk bagi mereka? Yup! Meski kebiasaan mengancam anak balita sering dilakukan orang tua generasi sebelumnya, namun kebiasaan ini justru tidak dianjurkan untuk diteruskan.
Ancaman kosong merupakan tindakan menakut-nakuti anak tanpa realisasi. Akhirnya malah anak cenderung meremehkan ancaman orang tuanya.
Ancaman kosong umumnya berupa intimidasi. Anak pun fokus pada hukuman saja karena takut dan malah menentang nilai dari edukasi baik yang ditujukan untuk mereka. Bahkan, rasa takut ini tidak akan membuat anak disiplin saat jauh dari orang tuanya. Ketika anak tidak bersama orang tua, anak justru cenderung akan melakukan apa yang dilarang. Ancaman ini akan membuat anak berkeinginan kuat untuk melampaui batas dari ancaman yang diberikan. Anak justru berpikir untuk melakukan apa yang sedang diancamkan oleh orang tuanya.
Jadi nggak heran kalau beberapa anak justru menantang orang tuanya untuk segera melakukan ancamannya, karena mereka yakin itu hanya ancaman kosong yang tidak akan dilakukan oleh orang tuanya. Nggak hanya itu bahwa mengancam anak bukan hal sepele. Ini juga mengancam identitas mereka, karena seolah anak sedang diberitahu bahwa dirinya tidak berarti jika melakukan beberapa hal tertentu.
Mengancam anak dengan ancaman kosong merupakan kebiasaan yang diwariskan dari orang tua sebelumnya. Menurut Psikolog dari Universitas Autonomous, Guerrero, Maricela Fonseca Analco, dalam laman Exploring Your Mind, orang tua yang mengancam anak melakukan ini karena pengalamannya sendiri menerima hal yang sama di masa lalu. Nah, inilah saatnya untuk para orang tua menghentikan ancaman kosong dan mengubahnya dengan edukasi yang tepat.