Ciri-Ciri Anak Pemalu
- Kurang berani berbicara dengan guru dan teman lain. Anak yang pemalu, selalu gugup dalam berkata-kata sehingga cenderung jadi seorang pendiam dan kurang berbicara orang lain yang dikenalnya;
- Sifat pemalu anak juga dapat dilihat dari keberaniannya mengadakan kontak dengan orang lain. Anak pemalu selalu berusaha menghindari bertatapan mata dengan lawan bicaranya. Saat berkomunikasi dengan orang lain, anak tersebut memilih untuk menunduk atau mengalihkan pandangan ke arah lain;
- Situasi di sekolah terkadang mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan gurunya, misalnya bernyanyi, bercerita atau mengucap syair. Anak yang pemalu cenderung bersikap pasif atau menolak perintah yang mengharuskan dia menjadi objek perhatian, sehingga dia selalu menolak ketika mendapat giliran untuk tampil di depan kelas.
- Karena merasa diri banyak kekurangan seorang yang pemalu sering memilih untuk melakukan aktivitas sendiri. Kecenderungan ini menyebabkan dia selalu menolak ajakan orang lain untuk bergabung bersama.
- Anak yang memiliki sifat pemalu, tidak suka bertutur panjang lebar dalam berkomunikasi dengan orang lain ia lebih suka berbicara seperlunya saja.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan anak menjadi pemalu, seperti kondisi fisik anak yang tidak sempurna (cacat), sering sakit-sakitan, sulit berbicara (gagu), dan tidak jelas dalam berbicara menggunakan bahasanya sendiri. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan penilaian negatif dari teman-teman sebaya, yang kemudian dapat menjadi bahan ejekan dan menyebabkan anak merasa malu untuk bergaul dengan teman-temannya.
Mengatasi Anak Pemalu
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang pemalu:
- Memberikan dukungan positif: Berikan dukungan positif kepada anak dengan memuji dan menghargai usahanya, baik ketika mereka mencoba berinteraksi dengan orang lain maupun ketika mereka melakukan kegiatan lain yang positif. Ini akan membantu membangun rasa percaya diri dan mengurangi kecenderungan untuk merasa malu.
- Latih keterampilan sosial: Bantu anak mempraktikkan keterampilan sosialnya, seperti memperkenalkan diri, memulai percakapan, mendengarkan dengan baik, dan memahami bahasa tubuh orang lain. Anda dapat mempraktikkannya di rumah atau memperkenalkan anak ke lingkungan sosial yang lebih luas, seperti kelompok main atau kegiatan ekstrakurikuler.
- Berikan kesempatan untuk bergaul: Berikan kesempatan pada anak untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya, tetapi jangan memaksa. Anak perlu belajar untuk merasa nyaman dalam lingkungan sosial, tetapi ini harus dilakukan dengan cara yang terukur dan terarah.
- Jadilah contoh positif: Jadilah contoh positif bagi anak dengan menunjukkan keterampilan sosial yang baik dalam kehidupan sehari-hari Anda. Berbicaralah dengan sopan dan ramah dengan orang lain, dan tunjukkan kepedulian dan empati pada orang lain.